karakteristik konsumen indo & faktor faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen
Nama :Wike widiyanti
Kelas : 3EA14
NPM : 18210508
10 KARAKTERISTIK KONSUMEN INDONESIA
Retailing adalah kegiatan  menjual barang 
atau jasa kepada konsumen akhir. Konsumen akhir tersebut tidak 
menggunakan barang atau jasa yang sudah dibelinya untuk kegiatan bisnis 
(dijual kembali).
Kegiatan retail ini dilakukan 
oleh manufakturer maupun retailer. Oleh karena itu baik manufakturer 
maupun retailer hendaknya memahami bagaimana karakteristik konsumennya.
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli 
untuk melakukan transaksi jual beli. Indonesia harus menjadi pasar bagi 
orang Indonesia sendiri. Penjualnya adalah orang Indonesia. Konsumennya 
bolehlah konsumen luar negeri namun KONSUMEN UTAMA-nya harus orang 
Indonesia.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan 
jumlah penduduk yang banyak. Jumlah penduduk yang banyak ini 
menguntungkan bagi siapa yang menguasai pemasaran. Menjadi pemenang 
 dulu di pasar dalam negeri untuk kemudian selanjutnya merambah  pasar 
luar negeri.
Untuk memenangkan pasar, baik 
manufakturer mau retailer harus berorientasi pada konsumen. Kepuasan 
konsumen Itu kuncinya. Memenangkan pasar itu berbicara tentang target 
jangka panjang. Jika konsumen puas maka akan menimbulkan repeat order 
dan efek word of mouth pasti akan terjadi.
Untuk memenangkan pasar Indonesia maka manufakturer 
maupun retailer harus memahami bagaimana karakteristik konsumen 
Indonesia.
10 karakteristik konsumen Indonesia :
1.      Memiliki
 pola pikir jangka pendek.
2.      Tidak memiliki perencanaan.
3.      Cenderung
 berkelompok dan suka berkumpul.
4.      Tidak adaptif dengan teknologi 
baru.
5.      Fokus
 pada konten bukan pada konteks
6.      Menyukai barang-barang produksi 
luar negeri.
7.      Semakin
 memperhatikan masalah keagamaan.
8.      Suka pamer dan gengsi.
9.      Tidak
 banyak dipengaruhi oleh budaya lokal.
10.  Kurang mempedulikan 
lingkungan
Ada 10 Karakteristik konsumen Indonesia :
1.      Memiliki pola pikir jangka pendek.
Pola pikir adalah 
hal dasar bagi seseorang dalam membuat keputusan. Keputusan yang diambil
 akan memberi pengaruh dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Pola 
pikir jangka pendek hanya memperhatikan manfaat dalam jangka waktu 
pendek saja. Oleh karena itu, produk-produk instan laku di pasar 
Indonesia.
2.      Tidak  memiliki perencanaan.
Konsumen Indonesia 
tidak memiliki perencanaan dalam hidup mereka termasuk dalam membuat 
perencaan dalam berbelanja. Perencanaan dalam berbelanja dapat 
diwujudkan dalam bentuk daftar belanjaan. Daftar belanjaan ini 
mengurangi pembelian yang tidak direncanakan. Oleh karena itu, konsumen 
Indonesia rata-rata sering melakukan pembelian barang-barang yang tidak 
direncanakan sebelumnya. 
3.      Cenderung berkelompok dan suka berkumpul.
Konsumen Indonesia 
memiki kecenderungan suka berkelompok dan berkumpul.  Saat berkumpul dan
 berkelompok akan timbul pembicaraan. Dalam pembicaraan tersebut akan 
menimbulkan efek words of mouth. Efek words
 of mouth akan 
menimbulkan kemungkinan ada konsumen baru dari konsumen yang terpuaskan.
 Dari konsumen yang terpuaskan akan menimbulkan repeat orders. 
4.      Tidak adaptif dengan teknologi baru.
Survey yang 
dilakukan oleh Frontier pada tahun 2010 ini menyatakan bahwa konsumen 
Indonesia tidak adaptif terhadap teknologi. Fasilitas M-Banking dan 
Internet belum digunakan secara maksimal. Fasilitas M-Banking dan 
Internet yang sudah ada di dalam ponsel yang digunakan oleh konsumen 
Indonesia namun belum digunakan secara maksimal. 
Konten 
adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Konteks adalah suatu 
uraian atau kalimat yg dapat mendukung atau menambah kejelasan 
makna. Informasi yang tersedia di media atau produk elektronik lainnya 
tentu saja tidak memberikan informasi yang jelas.
6.      Menyukai barang-barang produksi luar 
negeri.
Harga acapkali 
dibandingkan dengan kualitas. Semakin tinggi harga dianggap semakin 
bagus kualitasnya. Harga barang-barang produksi luar negeri mayoritas 
memiliki harga lebih tinggi daripada barang-barang produksi dalam 
negeri. Gengsi menjadi salah satu alasan juga mengapa konsumen Indonesia
 lebih menyukai barang-barang produksi luar negeri.
7.      Semakin memperhatikan masalah religious.
Indonesia adalah negara beragama. Konsumen 
Indonesia menjadi lebih sensitif untuk hal-hal yang berbau keaagamaan. 
Produk dan jasa yang berbau agama semakin lebih banyak digemari.
8.      Suka pamer dan gengsi.
Kecenderungan 
manusia adalah ingin dipuji. Konsumen Indonesia yang berasal dari 
golongan ekonomi menengah ingin dipuji jika bisa membeli barang yang 
tidak bisa dibeli orang lain. Konsumen Indonesia dari golongan ekonomi 
atas membeli barang-barang branded supaya  dipuji dan sebagai prestise
 karena gengsi.
9.      Tidak banyak dipengaruhi oleh budaya 
lokal.
Keanekaragaman budaya dan adat istiadat 
sudah tidak lagi menjadi alasan dalam memilih dan menggunakan suatu 
produk. Globalisasi membuat konsumen Indonesia memiliki karakteristik 
tidak banyak dipengaruhi lagi oleh budaya local
10.  Kurang mempedulikan lingkungan.
Perubahan iklim 
adalah isu yang popular di abad 21. Isu tentang lingkungan menjadi 
penting terkait tentang pemanasan produk. Perusahaan berlomba-lomba 
untuk ikut andil dalam lingkungan. Produk yang akan diproduksi sudah  
dirancang supaya sustainable terhadap lingkungan. Lain halnya dengan 
konsumen luar negeri, konsumen Indonesia masih belum peduli akan  
lingkungan.
10 karakteristik konsumen Indonesia 
ini merupakan hasil survey sebuah lembaga survey di tahun 2010.   
Beberapa hal sudah bergeser tentu saja dan semoga akan terus bergeser ke
 arah yang lebih baik.
Misalnya
 pada point ke empat. Konsumen Indonesia sudah melek dengan teknologi. 
Perangkat seluler hampir semuanya sudah terkoneksi dengan internet. 
Jumlah pengguna perangkat seluler Indonesia pun sudah mencapai 60% dari 
jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.
Semoga saja, point ke
 6 pun akan segera bergeser menjadi KONSUMEN INDONESIA BANGGA PRODUKSI 
DALAM NEGERI 
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAH LAKU KONSUMEN
Oleh karenanya motif menggiatkan perilaku orang 
dan persepsi menentukan arah perilakunya. Karena perusahaan harus 
meninjau unsur-unsur yang mempengaruhi atau memberi bentuk persepsi 
seseorang. Unsur-unsur ini adalah budaya, kelas sosial, pengaruh 
pribadi, keluarga, dan situasi. Seperti tergambar pada bagan di bawah 
ini.

Gambar 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku 
konsumen 
(Philip 
Kotler, 2003:144)
Dapat dilihat pada gambar diatas bahwasanya yang 
mempengaruhi  tingkah laku konsumen terdapat berbagai faktor yaitu:
1.      Faktor Budaya
Budaya adalah penyebab paling 
mendasar dari keinginan dan tingkah laku sesorang karena budaya tumbuh 
dalam suatu masyarakat sejak kecil. Pengertian budaya itu sendiri adalah
 kumpulan nila-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan tingkah laku yang 
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga 
penting lainnya (Philip Kotler, 1997). Setiap masyarakat mempunyai 
budaya dan pengaruh budaya pada tingkah laku pembelian bervariasi amat 
besar, oleh karenanya pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya
 agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin diinginkan.
a.      Sub-budaya
Subbudaya adalah sekelompok orang 
yang mempunyai system nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan 
situasi, termasuk juga agama, kelompok ras, dan wilayah geografi (Philip
 Kotler,1997). Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting, dan 
pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan 
dengan kebutuhan mereka.
b.      Kelas Sosial
Kelas sosial adalah divisi 
masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggota yang 
menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa (Philip 
Kotler, 1997). Kelas sosial menentukan pemilihan produk dan merek 
tertentu dalam bidang-bidang seperti pakaian, peralatan rumah tangga dan
 sebagainya.       
c.       Faktor Sosial 
Tingkah laku konsumen juga 
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga,
 serta peran dan status sosial konsumen.
1)      Kelompok Acuan
Tingkah laku seseorang yang 
dipengaruhi oleh kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh 
langsung dan seseorang yang menjadi anggotanya disebut kelompok 
keanggotaan. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai 
interaksi reguler tapi informal, seperti keluarga, teman, tetangga, dan 
rekan kerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, mempunyai 
interaksi lebih formal dan kurang reguler, mencakup kelompok keagamaan, 
asosiasi professional, dan serikat pekerja. Kelompok acuan 
berfungsi sebagai titik perbandingan atau acauan langsung (tatap muka) 
atau tidak langsung dalam membentuk sikap dan tingkah laku sesorang 
(Philip Kotler,1997).
2)      Keluarga
Selain kelompok keluarga juga sangat mempengaruhi 
tingkah laku pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang
 paling penting dalam masyarakat, salah satu contoh yang paling dominan 
adalah keterlibatan suami-istri dalam proses pembelian.(Philip Kotler, 
1997)
3)      Peran dan Status
Peran dan status seseorang ketika 
dia menjadi anggota kelompok, klub organisasi, posisinya ditentukan 
banyak peran dan status seseorang itu sendiri dalam organisasi, setiap 
peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh 
masyarakat misalnya peran manajer masyarakat mempunyai status yang lebih
 tinggi dalam masyarakat dibanding peran masyarakat lain pada umumnya.
d.      Faktor Pribadi
Keputusan seseorang sebelum 
membeli suatu produk juga dapat dipengaruhi oleh faktor pribadi antara 
lain yaitu:
1)      Umur dan Tahap Daur Hidup
Orang mengubah barang dan jasa 
yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan, pakaian, 
perabotan dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga
 dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga – tahap-tahap yang mungkin 
dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaanya.
2)      Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa 
yang dibelinya. Pekerja kasar cenderung membeli banyak pakaian untuk 
bekerja, sedangkan pekerja kantor membeli lebih banyak jas dan dasi. 
Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat 
diatas  rata-rata akan produk dan jasa mereka.
3)      Situasi Ekonomi
Situasi seseorang akan 
mempengaruhi perilaku dalam membeli produk. Pemasar produk yang peka 
terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, 
tabungan, dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukan resesi, 
pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, 
memposisikan kembali, dan mengubah harga produknya.
4)      Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam 
aktivitas, interes, dan opininya. Gaya hidup mencakup sesuatu 
yang lebih dari sekedar kelas sosial atau kepribadian seseorang; gaya 
hidup menampilkan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara 
keseluruhan didunia.
5)      Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian seseorang yang jelas 
mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu pada 
karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif 
konsisten dan tahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri. Biasanya 
tercermin sebagai rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, 
menyesuaikan diri, dan keagresifan. Hal ini dapat bermanfaat untuk 
menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek 
tertentu.  
e.       Faktor Psikologis
Pilihan barang yang dibeli seorang
 konsumen lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologi yang 
penting yaitu:
1)      Motivasi
Motif (dorongan) adalah kebutuhan yang cukup 
menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan 
kebutuhan tersebut (Philip Kotler, 1997). Kebutuhan berubah menjadi 
motif kalau merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. 
Mula-mula seseorang mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling 
penting, setelah kebutuhan tersebut terpuaskan kebutuhan itu tidak lagi 
menjadi motivator dan kemudian orang tersebut akan memuaskan kebutuhan 
yang lebih penting selanjutnya, hal tersebut dikemukan oleh teori Maslow
 pada bukunya Kotler (1997).
2)      Persepsi
Seorang yang termotivasi siap untuk bertindak. 
Bagaimana orang tersebut bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai 
situasi. Persepsi itu sendiri adalah proses yang dilalui orang dalam 
memilih, mengorganisasikan, dan mengitepretasikan informasi guna 
membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia (Philip Kotler, 1997).  
3)      Pengetahuan
Jika seorang konsumen bertindak maka dengan 
sendirinya mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam 
tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman, pembelajaran 
berlangsung melalui saling pengaruh dari dorongan, rangsangan, petunjuk,
 respon, dan pembenaran.
4)      Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah pemikiran 
deskriptif yang dimiliki sesorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap 
adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap 
suatu objek atau ide yang relatif konsisten.
Tabel 2.1
Model Perilaku Pembeli

Sumber
 : Phillip Kotler dan Sweet Hoong Ang, et.all. Manajemen Persfektif 
Asia. Buku 1. 2002. Hal. 222.
Titik tolak memahami 
pembeli adalah model tanggapan rangsangan (stimulus response model)
 seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.1. rangsangan pemasaran dan 
lingkungan masuk kedalam kesadaran pembeli. Karakteristik dan proses 
pengambilan keputusan pembeli menghasilkan keputusan pembeli tertentu 
lainnya. Tugas manajer adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran 
pembeli antara datangnya stimulus luar dan keputusan pembelian.
Berdasarkan konsep 
perilaku konsumen yang diajukan oleh Shiffman dan Kanuk (2000), serta 
Loudon dan Bitta (1993) menunjukkan bahwa terdapat dua  elemen penting 
perilaku konsumen, yaitu elemen proses pengambilan keputusan dan elemen 
kegiatan secara fisik. Kedua elemen tersebut melibatkan individu dalam 
menilai, mendapatkan serta menggunakan barang dan jasa. Konsumen membeli
 barang dan jasa adalah untuk mendapatkan manfaat dari barang dan jasa 
tersebut. Jadi perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli
 atau dikonsumsi oleh konsumen saja, tetapi juga dimana, bagaimana 
kebiasaan dan dalam kondisi macam apa produk dan jasa yang dibeli.
Menurut Kotler dan 
Armstrong (1996) terdapat dua faktor dasar yang mempengaruhi perilaku 
konsumen yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
1.      Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor 
yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing 
strategy, dan kelompok referensi. Kelompok referensi merupakan kelompok 
yang memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung pada sikap dan 
prilaku konsumen. Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang 
dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam 
bertingkah laku.
2.      Faktor internal
Faktor-faktor yang termasuk ke 
dalam faktor internal adalah motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, 
kepribadian dan belajar. Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku 
seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku 
manusia diperoleh dari mempelajari sesuatu. 


