KELAS : 3EA14
NPM : 18210508
PRILAKU KONSUMEN
Model Proses Pengambilan Keputusan konsumen
Berikut empat
rangkaian model proses pengambilan
keputusan :
1. Model
Rasionalitas Ekonomi
Model ini berasal dari ekonomi
klasik dimana pembuat keputusansepenuhnya
rasional dalam segala hal. Berkaitan dengan aktivitas pengambilan
keputusan,
terdapat asumsi :
- Keputusan akan sepenuhnya rasional dalam hal rencana dan tujuan terdapat sistem pilihan yang lengkap dan konsisten yang memungkinkan pemilihan alternatif
- Kesadaran penuh terhadap semua kemungkinan alternative tidak ada batasan pada kompleksitas komputasi yang dapat ditampilkan untuk menentukan alternatif terbaik.
- Probabilitas kalkulasi tidak menakutkan ataupun misterius pada model rasionalitas ekonomi terdapat teknik rasional modern yaitu pendekatan.
2.
Model Rasionalitas Dari Simon
(Satisficing)
Model ini menyatakan bahwa
perilaku
pengambilan keputusan dapat dideskripsikan
sebagai
rasional dan maksimal tetapi terbatas dimana pembuat keputusan berakhir
dengan kepuasan minimal karena tidak memiliki kemampuan untuk
memaksimalkan.Hal
tersebut dikarenakan informasi yang kurang sempurna, terdapat batasan
waktu dan
biaya, tawaran alternatif kurang disukai dan efek kekuatan lingkungan
tidak
dapat diabaikan.
3.
Model
Penilain Heuristik Dan Bias
Model
ini diprakarsai
oleh ahli teori kognitif yaitu
Kahneman dan Tversky yang menyatakan bahwa pembuat keputusan mengandalkan
heuristik yakni penyederhanaan strategi atau metode berdasarkan
pengalaman
Meskipun
heuristik kognitif menyederhanakan dan membantu pembuat
keputusan, dalam situasi
tertentu penggunaannya dapa tmenyebabkan eror dan hasil bias secara
sistematis.
Ada tiga bias utama yang teridentifikasi membantu menjelaskan
bagaimana penilaian
tersebut menyimpang
dari proses rasional. Heuristik bias tersebut ada tiga yaitu :



4.
Model sosial
Sigmund freud memandang manusia
sebagai sekumpulan perasaan,emosi
dan naluri
dengan perilaku yang dipandu oleh keinginanyang tidak disadari. Model ini adalah
sisi yang berlawanan darirasionalitas
ekonomi yakni melihat dari sudut pandang psikolog. Hal ini didukung
pandangan
bahwa pengaruh psikologi mempunyai dampak yang
signifikan pada perilaku pengambilan keputusan.
Tipe-Tipe
Proses Pengambilan Keputusan
Setiap
konsumen memiliki tipe perilaku pembelian yang khas. dalam mengambil
keputusan
pembelian, sebagian konsumen melakukan lima langkah keputusan pembelian
seperti
yang telah disebutkan sebelumnya,
sebagian hanya melakukan beberapa langkah dan sebagian mungkin hanya
melakukan
langkah pembelian saja, Schiffman and
Kanuk dalam Sumarwan menyebutkan ada
tiga tipe pengambilan keputusan konsumen, yaitu:
a.
Extensive Problem Solving (Pemecahan
Masalah Diperluas)
Ketika
konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori
produk atau
merek pada kategori tersebut atau tidak membatasi jumlah merek yang akan
dipertimbangkan ke dalam jumlah yang lebih mudah dievaluasi, maka proses
pengambilan keputusannya disebut pemecahan masalah diperluas. Konsumen
membutuhkan banyak informasi untuk menetapkan kriteria dalam menilai
produk
atau merek tertentu. Konsumen juga membutuhkan informasi yang cukup
mengenai
masing-masing merek yang akan dipertimbangkan.
b.
Limited Problem Solving (Pemecahan
Masalah Terbatas)
Pada
tipe pengambilan keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar
untuk
mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut.
Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk dapat membedakan
antara
berbagai merek tersebut. Dalam hal ini, konsumen menyederhanakan proses
pengambilan keputusan sebagai akibat
waktu dan sumber daya yang dimiliki konsumen terbatas.
c.
Routinized Problem Solving
(Pemecahan Masalah Rutin)
Pada
tipe pemecahan masalah ini, konsumen telah memiliki pengalaman terhadap
produk
yang akan dibelinya. Konsumen telah memiliki standar untuk mengevaluasi
merek
dan cukup mengingat kembali apa yang telah diketahuinya. Konsumen hanya
membutuhkan sedikit informasi.
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para
pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki
beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika kelompok tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan.
Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan
keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin
yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para
anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota kelompok terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota kelompok terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemecahan masalah yaitu :




Daftar pustaka
http://lista.staff.gunadarma.ac.idhttp://sugenk.staff.gunadarma.ac.id
http://riend88.wordpress.com
Business
Economics and Managerial Decision Making
,Kencana, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar